Sunday, February 7, 2010

Wisata Budaya " Ulen Sentalu "


Udah sejak kapan ya kita2 berencana ke Ulen Sentalu? Kayaknya udah dari jaman bahulak,, eh akhirnya baru kemaren (7/2) kita bisa bareng2 mengunjungi museum budaya yang bernama "Ulen Sentalu". Awalnya sih mau rame2 tapi emang benar kata pepatah rencana tak seindah realita. Satu demi satu bilang "wah sori aku ga bisa..bla..bla..bla.." eng ing eng akhirnya kita berangkat menuju ke Ulen Sentalu kaliurang hanya dengan 6 pasukan, Aku, Veta, Lia, Conting, Ambar, dan Cindil. Yak langsung saja kita berangkat trus sesampainya di TPR masuk kaliurang ada tulisan gini "roda 2 Rp.6500" buset kayaknya semua jadi matre ni perasan dulu terakhir ke situ 4ribu perak deh. Tau gitu aq make jurus "penyamaran jadi warga sekitar" pura2 nylonong aja pas di TPR. Tapi kita harus melakukan penyamaran terlebih dahulu lagaknya jadi warga sekitar. Adapun ciri2 nya sbb: ga pake helm, muka inocent, pakaiannya biasa aja (jangan trendi2). Poin pertama kita udah terlanjur pake helm, klo mau di umpetin kayaknya ditaruh mana coba orang helmnya pada gedhe2 gtu. poin kedua,wah sangat tidak mendukung secara temen2 muka ku pada muka kriminil ama mesum (aq ga termasuk) jadi apa daya lah klo nyamar mesti langsung terbongkar. Poin ketiga, aku sih style nya biasa2 aja tapi itu si veta dandananya kayak mau nonton pensi deh, pake masker ga cetho juga so langsung jadi pusat perhatian. Yawda akhirnya 6500 dibayar deh..hiks..hiks..hiks..
Setiba di Ulen Sentalu setelah beli tiket (lagi) beruntungnya kita sampai disana jam 12 gitu pas jadwal keberangkatan guide jadi kita ga usah nunggu guide ato pemandu ulen sentalu. Oiya sebelum nya saya informasikan kalo disana tu sistemnya masuk kudu pake pemandu guide, nah padhal jadwal keberangkatan guide itu sudah ditentukan sejam sekali ato setengah jam sekali gitu (kayak mau naek kreta api aja.zzzz).

nih sekelumit crita dari Ulen : Ullen Sentalu merupakan akronim dari “ULating blENcong SEjatiNe TAtaraning LUmaku” yang artinya adalah “Nyala Lampu Blencong sebagai Petunjuk Manusia dalam Melangkah Meniti Kehidupan”. Filosofi tersebut diambil dari lampu minyak yang dipergunakan dalam pertunjukkan wayang kulit, yaitu blencong. Blencong ini merupakan cahaya yang selau bergerak dalam pertunjukan wayang, diibaratkan sebagai mentari yang menyinari jagat raya, dan manusia harus bergerak untuk menjalani kehidupan. Museum Ullen Sentalu mulai dirintis pembangunannya pada tahun 1994, lalu selesai dan diresmikan pada tanggal 1 Maret 1997 ini dikelola oleh Yayasan Ulating Blencong, sebuah yayasan swasta yang dekat dengan “trah” Kraton yang sangat peduli terhadap seni dan budaya Jawa yang Adiluhung.


Selain menampilkan figur-figur Kraton, dipamerkan pula beberapa dokumentasi yang cukup fenomenal seperti karya Kasian Cephas, seorang juru foto atau fotografer kenamaan yang kerap dipercaya keluarga Kraton pada masa pemerintahan Sultan HB VII atau sekitar tahun 1880-an, yang bertemakan Dhenok atau berarti anak perempuan. Dalam karya fotonya tersebut Cephas mengabadikan keeksotisan gadis Jawa yang berasal dari rakyat kebanyakan, para gadis tersebut berpose layaknya seorang fotomodel pada masa sekarang. Menurut Yuni, tour guide-ku sewaktu ke Ullen Sentalu, foto-foto karya Cephas yang sekarang mungkin untuk orang awam terlihat biasa saja, pada masanya sudah dapat dikategorikan sebagai pornografi. Ini tampak dalam salah satu foto dengan model seorang perempuan yang berselimutkan kain menutupi dada hingga lututnya. “Dulu seorang wanita Jawa tidak boleh menaikkan kainnya melebihi 3 cm dari mata kaki, karena dianggap tidak sopan,” terangnya.

Lalu dari Guwo Selo Giri, terus menuju ke Kampung Kambang. Kampung Kambang merupakan beberapa bangunan yang dibangun di atas kolam besar, seolah-olah kita sedang berjalan diatas permukaan air

Ruang pertama dari Kampung Kambang adalah Balai Sekar Kedaton yang dipersembahkan untuk GRAj. Koes Sapariyam yang lebih akrab disapa Tineke. Dahulu Tineke sempat memiliki kisah cinta yang tidak direstui dan ruangan ini menjadi saksi bisu betapa kawan-kawan Tineke selalu memberikan dukungan kepadanya melalui surat-surat yang pernah dikirimkan dalam kurun waktu 1939-1947. Seluruh surat itu masih dalam kondisi yang baik sehingga kamu tidak akan menemui kesulitan untuk membacanya selain sudah ada salinan dan terjemahan ke beberapa bahasa. Umumnya semua surat dilampiri dengan foto si pengirim dan isi surat cenderung berbentuk puisi. Salah satu puisinya mengungkapkan tentang inti kebahagian, yaitu ketika manusia mampu menebar cinta pada lingkungannya, bahkan pada lingkungan yang penuh dosa sekalipun.

Ruang berikutnya bernama Ruang Paes Ageng Yogyakarta, menampung kain batik dengan motif yang cocok untuk acara perkawinan. Beberapa motif adalah Sido Asih, Sido Mukti, Sido Drajat dan motif lain bernama awal “Sido” yang mesti dikenakan pasangan agar hidupnya bahagia. Motif Truntum, Truntum Wirasat dan Wirasat juga terdapat, merupakan motif batik yang mesti dikenakan orang tua pasangan sehingga bisa memberi tuntunan dan nasihat.

Ruang Vorstendlanden Batik atau Ruang Batik Jogja-Solo yang akan ditemui kemudian menampung sejumlah koleksi batik khas Yogyakarta dan Solo. Salah satu motif yang legendaris adalah batik motif bintang yang dibuat oleh seorang permaisuri Kraton Surakarta. Motif tersebut dibuat karena setiap malam sang permaisuri sering melihat bintang kala malam saat kesepian karena raja lebih sering bersama selir. Motif batik bintang ini sanggup membuat sang permaisuri diperhatikan lagi oleh raja.

Di Ruang Batik Pesisiran, atau batik yang berkembang di wilayah pesisir seperti Cirebon dan Indramayu, kamu akan menjumpai beberapa motif batik dan kain kebaya bordir yang unik. Motif batik di ruangan ini umumnya lebih kaya warna namun minim filosofi, berbeda dengan batik Jogja-Solo yang warnanya cenderung monoton namun lebih kaya filosofi. Sementara, kebaya berbordir bisa dikatakan unik karena masih dibuat dengan mesin manual namun kualitasnya tak tertandingi.

Ruang Putri Dambaan yang menjadi penghujung penjelajahan, akan memberikan gambaran pada kamu sosok Putri Nurul Kusumawardani, seorang putri keraton yang hobi berkuda, tenis dan renang. Putri yang sempat dilamar Presiden Soekarno dan Hamengkubuwono IX ini menjadi salah satu wanita yang menonjol di kalangan Kraton, karena pandai menari dan menolak poligami. Salah satu foto menggambarkannya sedang menari di Belanda dengan diiringi gamelan yang dimainkan di Kraton Surakarta dan disiarkan live melalui radio di Belanda.

Lepas berkeliling, kita2 disuguh dengan Kusmayana Drink, minuman istimewa resep putri Kusmayana yang dipercaya dapat membuat awet muda, terdiri dari jahe, kayu manis, gula jawa, sedikit garam dan daun pandan. Minuman itu bisa dinikmati sambil memasuki art shop yang menjual beragam souvenir serba batik, mulai dari topeng, baju, kaos dan perhiasan batik kayu. Juga bisa berkeliling taman yang berada wilayah sekitar museum.

Jenuh akan hiburan yang itu2 aja? nonton bioskop, liat pensi,dll? tempat ini sangat recomended untuk kita kunjungi yang akhir2 ini wisata budaya sering terlupakan oleh kaum muda (ceileh),hehe

untuk info selengkapnya bisa klik di : http://www.ullensentalu.com

setelah di Ulen kita menyempatkan untuk menghangatkan tubuh (karena saat itu kaliurang dingin abis dan mau hujan pula) dengan minum wedhang rondhe, eits bukan sembarang wedang rondhe lho karena wedang rondhe ini tersebut dicampur dengan air hujan pilihan. wkwkwk. Diminum sambil berteduh di villa (aka gubuk hantu) sangatlah nikmat,hha.

Setelah itu untuk mengisi perut2 kita yang udah keroncongan akhirnya mampir di RM Muara Kapuas, lumayan sih walopun sempet bingung njlimet mau pesen apa, hha.

Well, hari Minggu yang menyenangkan tapi boros juga,nih uang yg kluar pada saat itu udah dirinci: 1. masuk kawasan kaliurang 6500/motor (@3250), masuk ulen 15rb, beli wedhang rondhe 4rb, makan siang eh sore 10500, jadi klo ditotal 32.750.. wah lumayan juga yah gak sering2 kok, tapi lumayan buat refreshing, hhe. :p


1 comment:

liakatarina said...

wesehhh si ferry . td nya sih aku ma yanu yg mau nyamar jd penduduk situ tp kalian pasti ikut2n.. jd gak jd. hahaha.
baru tau klo tourguide kita nmnya Yuni *ngokk